DUNIA ADALAH PENJARA BAGI SEORANG MUKMIN

Diriwayatkan bahwa beberapa sufi melihat surga dan neraka ketika mereka mengalami keadaan ekstase. Ketika kembali sadar, wajah mereka menunjukkan apa yang telah mereka saksikan; sarat dengan tanda-tanda kebahagiaan dan ketakutan yang sangat.
Namun, visi atau penglihatan ke dunia gaib tak lagi dibutuhkan bagi orang-orang yang berpikir. Bagi yang selalu menyibukkan dirinya memuaskan hawa nafsu duniawi, saat kematian menghentikan seluruh perangkat inderwinya dan ketika segalanya musnah kecuali dirinya, ia akan menderita karena harus berpisah dengan segala bentuk keduniaan yang begitu dekat dengannya selama ini, seperti istri, anak, kekayaan, tanah, budak, dan sebagainya.
Sebaliknya, orang yang telah menghindari keduniaan dan menguatkan cintanya kepada Allah, niscaya akan menyambut kematian sebagai pelepasan dari kericuhan hidup duniawi untuk bergabung dengan Dia yang dicintainya.
Maka, benarlah yang pernah disabdakan Rasulullah SAW, "Kematian adalah jembatan yang menyatukan sahabat dengan sahabat." Rasul juga bersabda, "Dunia ini surga bagi orang kafir, dan penjara bagi orang Mukmin."
---Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya As-Sa'adah

Tasawuf Underground

GUNAKAN WAKTU SEBAIK-BAIKNYA

“Penundaanmu untuk beramal karena menanti waktu senggang adalah timbul dari hati yang bodoh."
---Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam
Sahabatku, sifat hamba yang dungu adalah orang yang suka mempermainkan waktu dan bermain-main dengan waktu, baik secara sadar ataupun tanpa disadarinya. Biasanya kita selalu menunda amal baik atau menomor-duakannya sehingga amal ibadahnya tertunda karena waktu yang sempit. Kita sering menghabiskan waktu untuk kepentingan yang tak bermutu, mubazir, terlalu santai sehingga waktu untuk kepentingan yang lebih mulia pun tertinggal.
Orang yang beramal dengan menanti-nanti waktu senggang sama halnya dengan orang yang dipermainkan oleh waktu.
Waktu berjalan terus, sedangkan waktu luang belum tentu dijumpainya lagi sehingga amal baik pun selalu tertunda dan tertunda. Waktu itu seperti pedang, jika ia tak digunakan dengan baik ia akan memotongmu!

PRINSIP DASAR LAKU BATIN

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Hasan Al-Qazzaz pernah mengatakan bahwa laku batin dibangun di atas tiga prinsip: tidak makan kecuali lapar, tidak tidur kecuali saat mengantuk, dan tidak berbicara kecuali saat diperlukan.
Ibrahim bin Adham menjelaskan bahwa seseorang tidak akan mencapai derajat orang-orang shaleh sampai dia melewati enam hal: Pertama, menutup pintu nikmat dan membuka pintu kesukaran. Kedua, membuka pintu kemuliaan dan menutup pintu kehinaan. Ketiga, menutup pintu istirahat dan membuka pintu kerja keras. Keempat, menutup pintu tidur dan membuka pintu begadang. Kelima, menutup pintu kekayaan dan membuka pintu kemiskinan. Keenam, menutup pintu harap dan membuka pintu persiapan menyambut kematian.
---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah Lithalib Thariq Al-Haqq

Copy paste fb amzarul yuzrin

Nusantara - The Last Bastion of Sunni (Ahlul Sunnah WalJamaah)

Sambungan dari kisah post lepas tentang 10years cycle of World Conflict...

Tak kisah siapa yang diangkat menjadi Presiden USA nanti, apa yang mungkin menakutkan akan menimpa kita kawasan Asia Tenggara ini...

Berdasarkan beberapa hasil kajian analisa amatur persendirian para sahabat yang lain, satu rumusan telah dihasilkan...

The next cycle 2020...

Ada 4 tahun lebih lagi untuk bersedia...

Amerika dan proksi Zionis akan membawa konflik kerantau ini. (Bagi kalian mungkin pessimis dan rasa mengarut tetapi gua kisah ape kan... ha3)

Cuma bersedia lah dari sekarang. TPPA yg telah dipersetujui kerajaan Malaysia hanyalah gelombang dan janji palsu ekonomi Amerika semata mata. Matlamat mereka mahukan akses yg lebih untuk inflitrate ke negara Asean Nusantara ni. Tunggu la kesan buruk akan dirasai 4 tahun dari sekarang.

Amerika akan berterusan memprovok China di LCS. Objektif utama menanam SEEDS / Benih benih perang. Yang tak paham sila refer post lepas tu gua da terangkan...

Operasi subversif telah pun ditanam di seluruh wilayah Nusantara ni. Pilipin sedang dikawal agen Sayeret Matkal Israel yg dah bukak base secara sulit dgn kerajaan Pilipin. Di Indonesia pula ancaman militan semakin mendapat sambutan. Perpecahan mazhab semakin kuat di Indo dan Malaysia sendiri...

Apa yg berlaku di SyRaq (Syria+Iraq) sedang dirancang untuk berlaku di sini. Tak nampak ke pengaruh mazhab sesat sedang mengancam Sunni sekarang ini?

Tahukah lokasi terbesar Sunni di dunia sekarang dimana?...

Di Nusantara inilah. Sunni di Afrika Utara telah dihancurkan sama sekali. (Libya + Tunisia + Mesir). Sunni di Syraq pun da hancur. Sunni di Pakistan+Afghan pun hancur sedang dikuasai mazhab sesat lain. Sunni di Nigeria pun dah hancur dgn perang saudara boko haram satu lagi entiti unit Kfir.

Tinggal Nusantara saje kubu kebal terbesar Sunni di dunia sekarang ni.

Rasanya kita masih selamat lagi ke?..

Pikir pikirkan...

KISAH TAMAN 'ABDUL 'AZIZ

PENYELESAIAN BAGI KEMELUT UMMAH & ANTI THESIS PADA SISTEM DAJJAL
- Rumusan majlis tajamu' soghir grup Anti Konspirasi pada 23 Sya'aban 1435 di Masjid Nurus Sa'adah, Kg Cheras Baru.

نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Kami panjatkan segala puji padaNya dan kami meminta pertolongan Nya. Seraya memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan amaliahku. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.

1. Muqoddimah

Budaya pendekar papankunci hari ini hari-hari cerita pasal akhir zaman, dajjal, Imam Mahdi, "pemuda bani tamim" seolah-olah sudah termaktub bahawa ALLAH Subhanahu wa ta'ala telah memilih mereka untuk menjadi pejuang-pejuang akhir zaman. Mereka bercerita mengenai Yakjuj Makjuj, Yahudi dan Nasrani. Semakin lama suara semakin lantang.Dalam kesibukan kita cerita mengenai semua ini, seolah-olah kita lupa menghisab diri sendiri dan membuat perkiraan, berapa banyak amalan Dajjal, Yakjuj Makjuj, amalan Yahudi dan Nasrani masih segar bugar dalam diri kita dan ahli-ahli keluarga kita.

Maksud dan kehendak dari memikirkan tentang semua ini ialah sentiasa untuk kembali buat penilaian dan hisab atas diri kita bukan untuk berterusan menghentam kegelapan dan zhulumat yang kita katakan dari musuh tetapi kita sendiri menyambut dan mengamalnya dengan rela hati.

Berapa banyakkah amalan fardhu yang kita tinggalkan untuk mengamal segala bentuk yang haram? Berapa banyak amalan makruh dan syubhat yang masih kita lakukan.

Berapa banyak amalan yang aula (utama) pula yang sudah kita tinggalkan?

Kejayaan ummah adalah dalam iman dan amalan yang menepati kehendak Allah dan Rasul. Apabila amalan umat Islam menyamai malah lebih buruk dari amalan orang kafir, segala kemampuan teknologi, ketenteraan, kuasa pemerintahan dan ekonomi tidak akan dapat memenangkan umat Islam. Malah sebaliknya, semakin umat Islam mengusahakan jalan-jalan asbab dan makhluqat ini, semakin mereka mundur dan menerima kekalahan demi kekalahan.

Selagi keyakinan dan amalan umat Islam menyerupai keyakinan dan amalan orang kafir, selagi itulah mereka  tidak akan menerima bantuan ALLAH Jalla Jalāluhu.

Setelah 57 tahun merdeka, masih ada suara-suara sumbang yang lantang mengatakan kejayaan dalam ekonomi, dalam kuasa pemerintahan, dalam pangkat dan kedudukan dan dalam teknologi dan ketenteraan. Berapa banyak masa lagi yang kamu ada untuk tegakkan agama atas sangkaan-sangkaan kamu?

Semua para anbiyaa 'Alaihi Salam dan RasulullAh SallallAhu 'alaihi wasalam mengajak manusia kepada kebesaran Allah Jalla Jalāluhu, bukan kebesaran makhluqat.

Kalau sudah lebih setengah abad kamu gagal, berapa banyak lagi masa yang kamu perlukan? Apakah yang membuat kamu sangka bahawa kamu memiliki lebih banyak masa dari masa-masa yang sudah disia-siakan selama ini?

i. Darihal hadits 1 dalam 1000

Dari Abu Said Al-Khudri ra bahawa Rasulullah saw bersabda. “Allah berkata, ‘Wahai Adam, berdirilah dan keluarkan penghuni neraka.’ Adam berkata, ‘Labbaik, wa sa’daik, segala kebaikan berada dalam kekuasaan-Mu.

Ya Tuhan, bagaimana penghuni neraka tersebut? Allah menjawab, “Dari setiap seribu terdapat sembilan ratus sembilan puluh sembilan.”

Abu Said mengatakan bahawa mereka berkata, “Siapakah di antara kita yang termasuk orang tersebut?” Rasulullah menjawab. “Sembilan ratus sembilan puluh sembilan Yakjuj dan Makjuj, sedangkan dari kalian hanya satu” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Dari 2,800 ahli grup, kalau ikut nisbah ini hanya 2.8 orang yang lepas menjadi ahli syurga.

Itu kalau ikut nisbah perbandingan dalam sebuah kumpulan yang terpencil.

Jangan terkejut kalau seorang pun tidak lepas bila kemungkinan dibuka pada ruanglingkup yang lebih besar.

Sekadar perbandingan dari 2,800 ahli grup, hanya 26 orang dapat menghadirkan diri dalam majlis.

Sedangkan 26 orang yang hadirkan diri pun samasekali tidak dapat menjamin diri mereka lepas dari azab ALLAH, bagaimana pula yang baki 2774 orang boleh jamin diri mereka lepas? 

Ada 7 billion manusia dalam dunia hari ini.

999/1000 orang ahli neraka.

Bermakna 6.99 billion ahli neraka

Hanya 7 million ahli syurga.

Ada 1.57 billion umat Islam (22% dari 7 billion).

Persoalannya. Apa yang melayakkan diri kita untuk jadi ahli syurga?

Berapa persen amalan agama sudah ada dalam diri kita dan berapa persen amalan yang ada itu sudah ikhlas semata-mata kerana ALLAH Jalla Jalāluhu?

Berapa persenkah jaminan bahawa kita benar-benar selamat dari azab ALLAH Jalla Jalāluhu?

Dalam kesibukan kita menghentam musuh, apakah jaminannya bahawa amalan kita sendiri tidak memasukkan kita dalam golongan mereka yang saban hari kita kutuk?

ii. Bagaimana sistem dajjal menipudaya melalui prasarana kemudahan

Teras pada sistem dajjal hari ini adalah pemerkasaan teknologi bagi kononnya memudahkan urusan keduniaan manusia. Dengan segala kemudahan teknologi ini, sebaliknya manusia semakin melipat gandakan 10x malah 100x ganda usaha mereka untuk beroleh kesenangan duniawi dengan mengabaikan kehidupan akhirat mereka.

Apabila tiba pada urusan agama dan urusan akhirat pula, segala kemudahan teknologi yang sama telah menyebabkan kita mengambil mudah urusan agama..

Akibat darinya, sangat sedikit yang sanggup mengorbankan masa dan tenaga mereka untuk maksud agama dan akhirat dengan alasan majlis yang sama boleh diperolehi melalui Facebook dan Youtube.

Sistem teknologi maklumat ini mengajar ummah untuk "berdoa" di alam maya. Mereka mewar-warkan doa dan amalan mereka di media sosial. Tapi apakah mereka berdoa dan menangis dengan penuh kerisauan di atas hamparan-hamparan solat setiap malam?

Mereka berperang sesama sendiri dan kutuk mengutuk sesama mereka di media sosial.

Mereka caci mencaci dan mencarut sesama mereka di media sosial atas nama kerisauan agama dan ummah.

Apakah ALLAH Subhanahu wa ta'ala akan terima doa-doa di alam maya mereka?

Sebaliknya segala caci maki mereka sesama sendiri sudah pasti akan dicatit oleh para malaikah Kiraman dan Katibin. Apakah bantuan ALLAH Subhanahu wa ta'ala bersama ummah yang akhlaqnya keji dan mungkar?

Demikian sistem dajjal ini menipudaya ummah di akhir zaman atas nama agama "mudah-alih".

Marilah kita sama-sama bertaubah atas ketelanjuran kita hadirin dan hadirat yang dimuliakan ALLAH Subhanahu wa ta'ala.

Dengan kemudahan yang kita sanggup menambahkan 100x ganda usaha untuk dunia. Tetapi untuk urusan agama yang sebaliknya berlaku. Umat menjadi semakin malas untuk berkorban bagi maksud agama disebabkan "kemudahan teknologi" atas nama "Agama". Bukan saja malas, malah ummah sudah menjadi semakin ganas atas nama 'agama'.

Amalan dan ilmu agama bukan diperolehi melalui alat maupun asbab keduniaan. Hakikat agama diperolehi melalui mujahadah, susah payah, pengorbanan demi pengorbanan dan suhbat (perdampingan, pergaulan) dengan ahli-ahli agama dan para 'ulama yang benar.

Sepertimana para Sahabah bersuhbat dengan RasulullAh SallallAhu 'alaihi wasalam dan bercampur gaul sesama mereka dalam kehidupan seharian, dengan cara yang samalah umat akan beroleh hakikat 'ilmu.

Hari ini agama sudah disekular dan dipisah-pisahkan. Pelbagai syukbah dan cabang-cabang agama bergerak dengan bersendiri sambil mengabaikan syukbah yang lain.

Sepertimana sebuah badan yang dicincang-cincang tidak memiliki sebarang ruh dan menjadi habuan dan makanan musuh, demikianlah jadinya pada agama dalam diri umat Islam yang sudah dipisah-pisahkan. Agama dalam umat Islam hari ini sudah kehilangan dan sepi dari dari ruh dan penghayatan.

Selagi umat Islam tidak kembali pada menyatukan semula amalan-amalan agama dan mengusahakan lahirnya sifat-sifat dalam diri mereka, selagi itulah umat tidak akan beroleh sebarang kejayaan dan kemuliaan di sisi ALLAH Jalla Jalāluhu.

Di samping itu pelbagai tafsiran dan tanggapan dilaksanakan atas syukbah-syukbah agama sehingga umat berpecah-pecah pada pelbagai denominasi dan bermusuhan sesama sendiri. Sepatutnya perbezaan pendapat menjadi rahmah pada ummah, sebaliknya fahaman asobiyah, ta'assub dan ghuluw dan fanatik di kalangan umat Islam menjadikan perbezaan-perbezaan ini menjadi sumber bala' dan kehancuran ummah.

Ilmu tidak berkembang atau boleh diperolehi melalui alam maya, alat maupun asbab-asbab teknologi maklumat.

Ini semua hanyalah gambaran 'ilmu. Ia hanyalah maklumat dan bukan hakikat 'ilmu.

2. KISAH TAMAN 'ABDUL 'AZIZ

i. Jalan penyelesaian kepada ummah adalah amalan agama dan sifat-sifat mulia.

Kejayaan umat bukan dalam amalan-amalan agama yang pelik dan luarbiasa. Hari ini umat bercakap banyak mengenai banyak "ilmu" yang aneh-aneh dan "hebat" malah jauh lebih "aneh" dan "hebat" dari amalan para Sahabah ridhawanullAhu 'anhum 'ajmain. Namun dengan segala "kehebatan", "keanehan" serta "kecanggihan" ilmu umat akhir zaman, bantuan Allah tidak bersama mereka malah maruah dan martabat agama telah jatuh pada tahap yang mengaibkan dan umat menjadi bahan momokan dan permainan musuh-musuh Islam sendiri!

Kejayaan umat adalah dalam amalan-amalan biasa yang menghasilkan sifat-sifat kemuliaan yang luarbiasa.Di dalam kisah Taman 'Abdul 'Aziz terletaknya kejayaan umat.

Kehebatan umat akan kembali terserlah apabila mereka mewarnai kehidupan mereka dan membawa taman 'Abdul 'Aziz dalam kehidupan mereka.

ii. Permulaan jalan 'Abdul 'Aziz

Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama 'Abdul 'Aziz. Beliau seorang yang sangat bersungguh-sungguh menginginkan hidayah pada dirinya. Pada suatu hari beliau mendapat khabar bahawa di hujung-hujung sebuah negeri ada seorang AhlullAh. Dengan (1) sifat tholab as sodiq (dahaga pada kebenaran) 'Abdul 'Aziz telah keluar merantau sebagai seorang pelajar untuk menjejak 'ilmu dari AhlullAh tersebut.

Sebaik saja sampai di sebuah desa, orang-orang kampung memaklumkan pada beliau bahawa AhlullAH tersebut sudah pulang ke rahmatullAh. 'Abdul 'Aziz berasa amat sedih tapi disebabkan sifat tholab as sodiqnya, maka ia bertanya apakah AhlullAh itu mempunyai anak atau waris yang mana boleh mengajarnya 'ilmu-'ilmu agama. Penduduk kampung kata memang ada seorang anak lelakinya tapi mereka seolah-olah mengelak dan memberi pelbagai alasan kerana sebenarnya anak beliau adalah seorang pelaku maksiat yang masyhur di kalangan mereka.

Sesungguhnya ALLAH Jalla Jalāluhu mengurniakan (2) sifat husnuzh zhon (bersangka baik) kepada 'Abdul 'Aziz dan beliau sentiasa melatih dirinya dengan sifat bersangkaan baik sehingga tiada terlintas pada hatinya mengenai isyarat yang cuba disampaikan penduduk kampung kepadanya. Dengan kesungguhan 'Abdul 'Aziz akhirnya penduduk kampung terpaksa beralah lalu 'Abdul 'Aziz pun pergi ke rumah anak AhlullAh tersebut.

iii. Dari enam sifat Sahabah kepada empat amalan Nubuwwah

Sebaik saja tiba di muka pintu dan 'Abdul 'Aziz hendak memberi salam, anak AhlullAh sudah dengar ada orang di depan rumah lalu berkata, "Ya 'Abdul 'Aziz, tafadhdhol, yalla yalla!" Wahai 'Abdul 'Aziz silalah (masuk) dan bersegeralah!

'Abdul 'Aziz merasa takjub. "Sudah ku katakan pada penduduk kampung bahawa semestinya anak AhlullAh ini mewarisi kebolehan mukasyafah (penyingkapan hijab) sehingga ia mengetahui kehadiranku di depan rumahnya berserta namaku sekali sedangkan aku tiada berkata apa lagipun!" fikir 'Abdul 'Aziz.

Malah sebenarnya, anak ahlullAh itu sedang ternanti-nanti kepulangan khadamnya yang bernama 'Abdul 'Aziz membawa khamar (arak) yang dibelinya di pekan untuk beliau. Lalu terkejutlah anak ahlullAh melihat 'Abdul 'Aziz yang tidak dikenali akannya. Sambil anak ahlullAh terdiam seketika, lalu 'Abdul 'Aziz tidak membuang masa menyatakan maksudnya dan diceritakanlah kepada anak ahlullAh mengenai pengalamannya tadi dalam mencari 'ilmu yang haq sehingga membawanya ke rumah tersebut.

Anak ahlullAh pun segera berfikir bagaimana untuk mengelak dari terjebak kerana sudah tentu khadamnya akan sampai ke rumah sebentar lagi. Lalu beliau berkonspirasi seketika..

"Begini wahai 'Abdul 'Aziz, sesungguhnya jalan menemui ALLAH itu bukanlah mudah dan penuh ranjau halangannya kecuali bagi mereka yang benar-benar ikhlas dan bersungguh-sungguh," ujar anak ahlullAh.

"Maka aku memiliki kebun di hujung-hujung negeri dan hendaklah kamu bersegera pergi melaporkan diri dan bermukim di sana sehinggalah sampai masanya nescaya akan kuberikan arahan seterusnya kepada kamu. Kamu boleh berkhidmat di sana dengan bermesyuarat dengan khadam-khadamku dan kamu jalanilah kehidupan kamu seadanya.." katanya lagi.

Di dalam hati 'Abdul 'Aziz sudah tersemat akan (3) sifat tho'at yang amat sangat dan tanpa sebarang kerenah maka berpergianlah 'Abdul 'Aziz sekali lagi dengan menurut perintah seorang yang pada sangkaannya adalah gurunya...

Sampainya di kebun anak ahlullAh makan 'Abdul 'Aziz segera menjadi sebahagian dari majma' yang berkhidmat mengusahakan kebun tersebut. Di siang hari beliau menjalankan tanggungjawabnya dengan baik.

Beliau tidak pernah lalai dari melaksanakan solat berjama'ah di masjid dan sentiasa menyibukkan dirinya dalam 'amalan-'amalan masjid.

Baki masanya dari pekerjaan beliau di kebun telah dihabiskan untuk menghampirkan dirinya pada ALLAH Jalla Jalāluhu. Beliau menjadi seorang yang amat disenangi oleh semua orang darihal akhlaqnya yang murni sehingga diberi kepercayaan dalam banyak urusannya dan beliau melaksanakan setiap mu'amalat dengan penuh amanah.

Beliau menyibukkan dirinya dalam majlis-majlis 'ilmu sehingga akhirnya beliau menjadi seorang yang tersangat 'alim darihal urusan agamanya.

Dalam setiap keadaan beliau tidak pernah melalaikan tanggungjawabnya mendakwahkan kebenaran pada setiap orang sehingga begitu ramai sekali manusia beroleh hidayah dari ALLAH Jalla Jalāluhu dengan perantaraan beliau. 'Abdul 'Aziz menghabiskan malam-malam harinya dalam keadaan yang senantiasa bermunajat kepada ALLAH Jalla Jalāluhu, menangis dan memohon hidayah untuk dirinya dan seluruh ummah manusia.

'Abdul 'Aziz dikurniakan ALLAH Jalla Jalāluhu dengan (4) sifat sabar dan (5) sifat istiqomah yang amat sangat dalam urusannya bermujahadah mencari kebenaran sehingga masa demi masa berlalu dan dalam masa 15 tahun beliau di kebun tersebut berusaha dan menyibukkan dirinya dalam 4 amalan Nubuwwah; 

1. Dakwah

2. Ilmu (Ta'lim wat ta'lum)

3. Tazkiyyah an Nufus (Dzikir & Ibadah)

4. Khidmah

iv. Taman 'Abdul 'Aziz: Dari 6 sifat dalam 4 'amalan kepada 1 martabat: Martabat Ihsan

Maka ALLAH Jalla Jalāluhu menaikkan martabat (maqam) 'Abdul 'Aziz kepada martabat ihsan.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang muhsinin (yang berbuat kebaikan)
[Surah Al-'Ankabuut, Ayat: 69]

Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah mafhumnya: Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam muncul di antara kaum muslimin.

Lalu datang seseorang dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Iman itu?". Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan akhir". Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?". Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan salat fardhu, memberikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan".

Orang itu kembali bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?". Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Iaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu".

[Hadits yang berkenaan tentang ihsan dikeluarkan di dalam Shahih Muslim dari Umar bin Khattab dan dua riwayat dari Abu Hurairah pada Shahihain.]

Lalu akhirnya, anak ahlullAh itu terdetik pada dirinya rasa serba salah yang amat sangat setelah 15 tahun menganiaya 'Abdul 'Aziz, akhirnya beliau pun pergi ke kebun untuk mencari 'Abdul 'Aziz. Sebaik saja beliau menemui 'Abdul 'Aziz beliau sendiri terpegun melihat kemajuan pada ahwal (keadaan) diri 'Abdul 'Aziz. Pada wajahnya terpancar kehebatan nur keimanan dan hidayah ALLAH Jalla Jalāluhu. Sesungguhnya 'Abdul 'Aziz sudah sampai pada maqam yang ditetapkan ALLAH Jalla Jalāluhu baginya.

'Abdul 'Aziz dengan penuh rasa kegembiraan bergegas-gegas menyambut kedatangan "Masyaikh"nya untuk menceritakan segala pengalaman yang telah ia laluinya selama berusaha membangunkan Taman 'Abdul 'Aziz..

Lalu tumbanglah anak ahlullAh di kaki 'Abdul 'Aziz serta menangis teresak-esak memohon kemaafan atas ketelanjurannya menzalimi 'Abdul 'Aziz sebagai seorang pendosa dan pelaku maksiat selama hayatnya. Namun dengan perasaan tenang dan tanpa sebarang dendam kesumat, 'Abdul 'Aziz telah melahirkan kesyukuran pada ALLAH Jalla Jalāluhu kerana telah memimpinnya pada jalan-jalan kebenaran dengan perantaraan anak ahlullAh tadi.

'Abdul 'Aziz dikurniakan (6) sifat Rahmah. Seorang da'ie sepertimana kesemua para anbiya alaihi salam dan RasulullAh adalah tersangat lembut hati mereka dan sangat mengasihi dan pemaaf. Mereka tidak pernah mahu melihat ummah ditimpa kesusahan dan sangat pemaaf dalam urusan mereka. Seorang da'ie samasekali tidak bersifat dengan keras hatinya dan samasekali tidak pendendam. 'Abdul 'Aziz memaafkan beliau. Beliau menasihatkan pada anak ahlullAh supaya bertaubat nasuha dan akhirnya anak ahlullAh itu pula menerima hidayah ALLAH Jalla Jalāluhu melalui jalan 'Abdul 'Aziz dan menjadi anak murid 'Abdul 'Aziz.

Apabila ummah kembali dan mengusahakan dalam kehidupan mereka akan Taman 'Abdul 'Aziz maka dengan cara yang sama ALLAH Jalla Jalāluhu akan membimbing umat kembali padanya. Samada lelaki atau wanita, ummah perlu mengusahakan Taman 'Abdul 'Aziz agar suasana keimanan, 'ilmu, sifat dan akhlaq yang mulia terbentuk dalam diri mereka dan menjadi asbab bagi kebaikan tersebar ke seluruh 'alam.

Wanita-wanita perlu menghidupkan empat amalan Nubuwwah dalam rumah-rumah mereka sepertimana kaum lelaki berusaha menghidupkan amalan-amalan masjid dan amalan Nubuwwah dalam ruanglingkup kehidupan mereka.

Apabila suasana Taman 'Abdul 'Aziz ini terbentuk dalam kehidupan ummah, maka tiada sebarang kuasa makhluq yang akan dapat menahan hidayah dari tersebar keseluruh 'alam. Apabila ummah sudah memenuhi syarat dalam kerangka Taman 'Abdul 'Aziz maka keputusan ALLAH dan seluruh kekuatan bantuan ALLAH Jalla Jalāluhu akan dikurniakan pada ummah yang menepati syarat ini. Tidak ada sebarang kuasa di mukabumi ini yang mampu menahan kemaraan suatu ummah yang sudah kembali kepada kebesaran ALLAH Jalla Jalāluhu di dalam hati-hati mereka. Ummah yang mendapat bantuan ALLAH Jalla Jalāluhu adalah ummah yang tinggi akhlaqnya, banyak tangisnya serta sangat merendah dirinya. Bukan mereka yang berdegar-degar bercakap dengan penuh kesombongan atas nama Agama namun di dalam hati mereka penuh dengan sifat-sifat Firaun.

Semua orang perlu mengusahakan dalam diri mereka supaya nur hidayah masuk ke hati-hati mereka dan terpancar keluar untuk menerangi alam sejagat. Sepertimana seorang yang mempunyai sebuah kereta yang tidak ada lampu. Apakah penyelesaiannya dengan menumpang lampu pada kereta yang lain? Bagaimana kalau kereta dihadapan terbabas atau melencong? Apakah ada keselamatan bagi mereka? Umat kena mengusahakan supaya dalam kereta masing-masing ada lampu yang berfungsi. Hari ini umat bersangkaan bahawa memadai dengan mereka memohon doa dari ahlullAh-ahlullAh dengan sangkaan mereka ini memiliki kuasa-kuasa ghaib.

Semua ahlullAH, para Sahabah RadhiAllahu 'anhum 'ajmain dan RasulullAH Sallallahu 'Alaihi Wasallam mengajak manusia kepada kebesaran ALLAH Jalla Jalāluhu dan bukan pada kebesaran makhluqat. Semua para Sahabah mengusahakan sendiri agar 4 amalan-amalan Nubuwwah masuk dalam diri mereka. Apabila 4 amalan ini bersemadi dalam diri mereka, nescaya bantuan ALLAH Jalla Jalāluhu adalah bersama ummah.

v. Antara tertib dakwah dan sifat yang perlu ada untuk menerima hidayah

Mengapakah teramat pentingnya kita memahami mengenai sifat-sifat 'Abdul 'Aziz? Kerana ia berhubungkait dengan tertib ALLAH Jalla Jalāluhu memberi hidayat. Hakikat kefahaman atas kisah ini tidak akan diperolehi semata-mata dengan 'share' dan 'like' di alam maya dan media-media sosial.

vi. Relevannya Surah Al Bayyinah dalam kisah taman 'Abdul 'Aziz

Setiap para anbiya' alaihi salam dan RasulullAh Sallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri menyampaikan dakwah dan seruan kepada manusia sejagat dengan berpandukan pada kitab-kitab dan keterangan (hujjah) yang nyata. Namun al bayyinah (bukti yang nyata) ini perlu diterima dengan mata hati yang leluhur.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: “Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam. Bersabda kepada Ubay bin Ka’ab: “Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membacakan kepadamu, “lam yakunilladziina kafaruu min aHlil kitaabi”. Ubay bertanya: ‘Dia menyebut namaku kepdamu?’ Beliau menjawab: ‘Ya.’ Maka Ubay pun menangis.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i.)

Menurut sebuah hadis Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam bermaksud:- Sesungguhnya Allah Jalla Jalāluhu setelah mendengar orang membaca surah ini lalu berfirman kepada pembacanya, “Bergembiralah kamu hai hamba KU; dengan kemuliaan KU, AKU tidak akan melupaimu dalam setiap gerak tingkah lakumu di dunia dan di akhirat; dan AKU tempatkan kamu di dalam syurga atas keredhaanmu”

Pada permulaan ayat yang ALLAH Jalla Jalāluhu perintahkan RasulullAH untuk membacakan pada Hadrat Ubay bin Ka'ab radhiAllahu 'anhu:


لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

Orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta orang-orang musyrik, tidak akan terlepas (dari kepercayaan dan amalan masing-masing) sehingga datang kepada mereka bukti yang jelas nyata. (Al-Bayyinah 98:1)

Sebaliknya pada ayat berikut ALLAH berfirman:
وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ

Dan orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) itu, tidak berpecah-belah melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang jelas nyata. (Al-Bayyinah 98:4)

Pertama ALLAH Jalla Jalāluhu nyatakan mereka tidak akan berpisah dari kepercayaan mereka hingga didatangkan keterangan yang nyata melalui dakwah para Anbiya' alahi salam. Kemudian ALLAH Jalla Jalāluhu menceritakan bagaimana mereka berpecah-belah setelah didatangkan dakwah dan hujjah yang nyata.

Maka jelaslah bahawa pada umumnya, masyarakat sebelum kedatangan Rasululullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam itu sepertimana jua di akhir zaman ini, dapat dibahagikan kepada empat (4) golongan yang nyata, yaqni:

1. Mereka yang baik isi hatinya, dan baik peribadi luarannya. Contoh adalah seperti Saiyidina Abu Bakar As-siddiq
2. Mereka yang baik dalamannya, tetapi tidak terserlah pada susuk peribadi luarannya; seperti Saiyidina Umar Ibnul Khattab.
3. Mereka yang peribadi luarannya terserlah, disukai orang tetapi hatinya busuk; seperti Abu Jahal
4. Mereka yang busuk hatinya dan buruk peribadinya; seperti Abu Lahab.

Keempat-empat golongan ini hidup bersama di dalam satu masyarakat. Mereka menerima seruan da'wah yang sama, namun penerimaan mereka berbeza. Dua golongan yang baik isi hati mereka telah menerima Islam, tetapi golongan yang selebihnya semakin terserlah kejahatannya. Dan demikian itulah yang akan membeza-bezakan ummah hingga akhir zaman.

Jelasnya 'Abdul 'Aziz pada peringkat awalnya lagi sudah memiliki ciri-ciri Abu Bakar Siddiq radhiAllahu 'anhu dengan sifat pertamanya Tholab as Sodiq. Dan seterusnya dalam kisah perjalanannya dinyatakan betapa beliau sentiasa mengusahakan dirinya berjalan atas sifat-sifat yang leluhur. Mereka yang memiliki hati-hati yang baik dan berusaha mencari jalan-jalan kebenaran, semestinya dipelihara dan dibimbing oleh Allah Jalla Jalāluhu pada jalan-jalan Kebenaran. Kejayaan ummah adalah dalam sifat-sifat yang mulia dan amalan-amalan Nubuwwat. Dengan perantaraan inilah maka ALLAH Allah Jalla Jalāluhu akan membawa mereka keluar dari segala kemelut permaslahan ummah bukan dengan jalan-jalan asbab persenjataan, ketenteraan, keganasan, keduniaan, pengaruh, kuasa, pangkat maupun kedudukan.

Apabila ummah kembali memahami tertib ini maka segala kemuliaan ummah akan dikembalikan pada mereka sepertimana telah dimuliakan para Sahabah Ridhwanullahu 'anhum ajmain.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik itu akan ditempatkan di dalam neraka Jahannam, kekallah mereka di dalamnya. Mereka itulah sejahat-jahat makhluk. (Al-Bayyinah 98:6)

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah sebaik-baik makhluk. (Al-Bayyinah 98:7)

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Balasan mereka di sisi Tuhannya ialah syurga Adn (tempat tinggal yang tetap), yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; kekallah mereka di dalamnya selama-lamanya; Allah reda akan mereka dan merekapun reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. Balasan yang demikian itu untuk orang-orang yang takut (melanggar perintah) Tuhannya. (Al-Bayyinah 98:8)

Dengan kefahaman inilah malah lebih lagi yang di dalam rahsia ALLAH Jalla Jalāluhu dengan Hadrat Ubay bin Ka'ab radhiAllahu 'anhu seorang ahlus suffah dan antara bertaraf 'ulama dan mufti di zaman Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam, maka Ubay bin Ka'ab radhiAllahu 'anhu telah menangis apabila diperintahkan ALLAH Jalla Jalāluhu supaya dibacakan surah tersebut kepadanya.

ALLAH Jalla Jalāluhu memuliakan mereka dan redha pada mereka dan barangsiapa yang menturuti jalan mereka akan menerima keredhaan ALLAH Jalla Jalāluhu sebagai sebaik-baik makhluk di mukabumi ALLAH.

Seperkara lagi yang perlu disedari ialah Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wasallam hanyalah pemberi peringatan dan menyampaikan ajaran Allah Jalla Jalāluhu. Namun tetap Hidayat Allah sajalah yang boleh mengeluarkan manusia dari kegelapan (syirik) kepada cahaya iman dan tauhid; dan daripada kegelapan kebatilan (kejahilan) dan kebodohan kepada cahaya 'ilmu dan kefahaman yang suci murni.

ALLAH Jalla Jalāluhu akan beri kita kefahaman agama yang haqiqi untuk perjuangan seterusnya di akhir zaman yang penuh fitan ini berkadaran dengan bersusah-payahnya ummah berjuang pada jalan Nubuwwah dalam misi mencari & menegakkan kebenaran, bersuhbat dengan ahli-ahli agama yang secara berterusan membangunkan taman-taman 'Abdul 'Aziz, dan mewarnakan malam-malam hari kita dengan tangisan taubah untuk diri kita dan seluruh ummah. Semoga ALLAH Jalla Jalāluhu mempermudahkan urusan ummah. Semoga Allah Jalla Jalāluhu memberi kita kefahaman agama dan memilih saya dan hadirin hadirat untuk kekal dalam hidayah dan bimbinganNYA.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allahumma innii 'A'uudzu bika min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabin naar wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal

“Wahai Tuhanku, aku berlindung dengan-Mu dari azab neraka jahannam, dari azab kubur, dari fitnah dajjal dan dari sebarang fitnah sewaktu hidup juga ketika menghadapi kematian”.

║▌║▌║█│▌ ║▌║▌║█│▌

Pautan rujukan:
Tertib untuk muslimat membawa Taman 'Abdul 'Aziz kedalam hidup mereka sudah terlebih dahulu diperincikan dalam entri dan thread grup Anti Konspirasi yang berikut:Ashab-us-Suffah

https://www.facebook.com/notes/muhammad-bin-ismail/kisah-taman-abdul-aziz/539331056188892