Bagaimana Rasulullah Mengubati Penyakit Masyarakat.



Sudah menjadi fitrah manusia itu ia ingin hidup aman damai. Begitu juga fitrah manusia itu, dia tidak mahu berlakunya krisis, kemungkaran, pemerkosaan dan segala penyakit masyarakat.

Andaikata kalau dia seorang pemimpin, dia mahu orang yang dipimpin itu meletakkan ketaatan kepadanya. Begitu juga kalau dia seorang yang dipimpin, dia mahu pemimpinnya meletakkan keadilan kepadanya. Andaikata kalau dia seorang ayah, dia mahu anak-anaknya memberikan ketaatan dan kepatuhan kepadanya. Begitu juga kalau dia seorang anak, dia mahu ibu dan ayahnya meletakkan kasih sayang kepadanya. Begitu jugalah suami kepada isterinya, dan isteri kepada suami. Andaikata seorang pemimpin, ibu, ayah, guru, suami, isteri dapat meletakkan diri pada tempat masing-masing. Begitu juga seorang rakyat, anak murid, dapat meletakkan diri pada tempat masing-masing, maka tidak akan terjadi pergaduhan, pertengkaran diatas muka bumi ini.

Tapi kalau kita lihat, apa yang terjadi adalah sebaliknya. Firman Allah yang ertinya:
"Telah berlaku kerusakan di daratan dan di lautan akibat dari tangan-tangan manusia" [Surah Ar-Rum, ayat 41]

Hal ini terjadi bila pemimpin tidak dapat memberi keadilan, terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Begitu juga orang yang dipimpinnya tidak dapat memberikan ketaatan kepadanya. Ibu ayah juga tidak dapat memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya, begitu juga anak-anak tidak dapat memberikan ketaatan terhadap ibu dan ayahnya. Begitu juga guru terhadap murid dan murid terhadap gurunya, suami terhadap isterinya dan isteri kepada suaminya.

Sebab itu dapat kita lihat berbagai-bagai masalah timbul dari sekecil-kecil masalah hinggalah ke sebesar-besar masalah. Dari rumah tangga, hinggalah ke negara-negara yang hebat pemimpinnya. Telah berbagai cara dan jalan dicari untuk menyelesaikan masalah. Ada yang mengatakan :
1. Kekayaan dapat menyelesaikan masalah ini. Maka mereka pun berusaha bersungguh-sungguh mendapatkannya, tetapi tidak juga dapat menyelesaikan masalah ini.
2. Ada pula yang mengatakan kepandaian dan ilmu pengetahuan akan dapat menyelesaikan masalah ini. Maka merekapun berusaha bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, tetapi juga tidak berhasil untuk menyelesaikan masalah ini, bahkan bertambah rumit lagi.
3. Ada juga yang mengatakan pangkat dan darjat dapat menyelesaikan masalah ini, tetapi ini juga tidak berhasil menyelesaikan masalah yang melanda masyarakat, bahkan bertambah parah dan rumit lagi.

Jadi jalan yang paling mudah untuk kita selesaikan masalah ini haruslah kita kembalikan kepada Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.

Al-Qur`an dan Sunnah dapat memberikan jawaban yang tepat, dari manakah akar dari masalah-masalah tersebut.

Firman Allah subhanahu wa ta`ala yang artinya :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu, selagi ia tidak mengubah yang ada di dalam hatinya." [Surah Ar-Rad, ayat 11]

Hadits Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam yang artinya :
"Di dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika baik daging itu maka baiklah jasadnya. Jika rosak daging itu, maka rosaklah jasadnya. Ketahuilah itu adalah hati."

Dapat kita lihat dari Al Qur'an dan Hadith tadi setiap penyakit yang timbul pada diri manusia itu, adalah berawal dari hati. Hati yang sakit (jahat) akan mendorong mata, kaki, tangan berbuat jahat. Maka lahirlah masyarakat yang jahat, seperti merampok, membunuh, memfitnah, mengumpat dan sebagainya.

Nabi Adam A.S

KISAH NABI ADAM A.S
Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.
Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna
Iblis Membangkang.
Tiada Akan Masuk Sorga Kecuali Orang Yang Muslim
Senin, 12 Mei 2008 
Sumber 



ImageAssalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah SWT, Maha Raja tunggal di alam semesta, tunggal dan abadi kekuasaan-Nya, tunggal dan abadi menguasai setiap ruh dan jiwa, tunggal dan abadi menciptakan setiap jasad hamba-hambanya, dan tiada satupun dari wajah hambanya yang sama dan serupa, Maha suci Allah SWT yang menjadikan alam semesta sebagai seruan bagi keturunan Adam, untuk mengenalkan dzat-Nya yang Maha luhur, untuk mengundang jiwa dan hamba-hambanya agar mengenal siapa yang menciptakan langit dan bumi, agar mereka mengetahui betapa indah dan agung-Nya Allah, mengundang ruh dan sanubari mereka untuk mencapai kebahagian yang kekal, hingga datanglah undangan-undangan Ilaahi dengan kebangkitan utusan Ilaahi yang paling dicintai Allah, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, pemimpin pembawa kemuliaan, pemimpin pembawa al-Quran, pembawa kebahagiaan, pembawa tuntunan-tuntunan suci, yang menuntun manusia dari kegelapan dosa dan kemurkaan Allah, menuju cahaya pengampunan dan kasih sayang Allah yang kekal, demikianlah kebangkitan sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih. Sampailah kita di malam hari yang diberkahi Allah SWT ini, dengan membawa dosa-dosa dan kesalahan, dosa-dosa kita selalu mengikuti kita siang dan malam.
Maha Suci Allah SWT yang Maha Luhur, Maha Raja alam semesta, Maha menuntun hamba-hambanya dengan kedermawanan untuk melewati kehidupannya, maka beruntunglah hamba-hambanya yang menjawab seruan Allah, yang mau memahami perasaan Allah, yang mau berduaan dengan Allah didalam kesendirian, melewati satu dua menit dalam hari-harinya untuk berduaan bersama Robbul’alaimin, didalam keindahan sujudnya, mensucikan nama Allah SWT, melampiaskan keriinduannya kepada pencipta-Nya, kepada yang Maha berjasa kepadanya dan Maha berjasa kepada segenap makhluk hidup, Maha memiliki segenap kehidupan dan Maha berjasa kepada semua yang hidup di alam semesta, Dialah Allah, kenalilah nama-Nya, nama yang dikenal oleh seluruh sel tubuh kita, karena seluruh sel tubuh itu hidup dan kehidupannya berawal dari Allah Jalla wa’ala. Nama yang diagungkan oleh alam semesta, jangan kecualikan jiwa dan sanubari kita, alam semesta mengagungkan Robbul’alamin, alam semesta bergemuruh mensucikan nama Allah, jangan kecualikan diri dan jiwa kita, yang lepas dari mengagungkan Allah, dan ternyata ketika datang keinginan hamba untuk bertaubat dan memohon pengampunan, itu adalah salah satu hal yang sangat mengembirakan Allah.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rahasia pengampunan Ilaahi, tiada akan berhenti terus mengundang para pendosa untuk dilimpahi maaf-Nya, hingga mereka hidup dan wafat dari beratus generasi dari sejak Adam hingga manusia yang terakhir di akhir zaman, sang Maha Memaafkan tiada pernah berhenti memaafkan, sang Maha Pemberi tiada pernah berhenti pemberiannya, sang Maha dermawan tiada pernah terputus kedemawanannya, Jalla wa’ala, yang tiada pernah bosan-bosannya melihat hambanya terus berdosa menentang-Nya dan terus menantikan taubat hambanya untuk kembali kepada Allah, kembalilah, kembalilah kepada yang melamarmu untuk dekat kepada-Nya, yang melamar kita untuk sampai kepada puncak keluhuran dalam kebahagiaan yang kekal, yang melamar kita adalah yang Maha memiliki kelembutan dan kasih sayang, melebihi seluruh kasih sayang di alam, kenalilah nama-Nya yang Maha Luhur, maka salah satu dari bentuk kenikmatan yang muncul dalam kehidupan kita adalah munculnya lambang rahmat Ilaahi sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, yang Allah jadkan beliau itu bulan purnama hamba-hambanya untuk mengenal keindahan Ilaahi, yang menjadi cermin keagungan Allah, yang menjadi cermin bagi kita untuk mengenal Allah, itulah sayyidina Muhammad sayyidina Muhammad sayyidina Muhammad, tidak akan ada orang mengenal keindahan Allah terkecuali mengenalnya dari tuntunan Muhammad Rasulullah, dan tiada akan ada orang sampai kepada puncak ma’rifat dan iman “illa bi Muhammadin shollallahu wa sallama wa barak’alaih” umatnya ini yang Allah jadikan bagaikan benteng yang saling menguatkan satu sama lain.
Sampailah kita pada hadits mulia dimalam ini riwayat Shohih Bukhori: “laa yadkhulul-jannata illa nafsun muslimah (tiada akan masuk ke surga terkecuali orang-orang yang muslim) wa innallaha layuayyidu hadzaddiin birrojulil-faajir” ini yang menjadi tanda tanya yang perlu kita perjelas, kalau kalimat yang pertama, “tidak akan masuk surga terkecuali orang muslim” jelas sudah tidak perlu penjelasan, surga adalah milik ahli “laa ilaaha illallaah Muhammad Rasulullah” tapi bagaimana dengan ucapan sang Nabi; “innallaha layuayyidu hadzaddiin birrojulil-faajir” Allah menolong kebangkitan agama ini dengan orang-orang pendosa”, al-Imam ibnu Hajar al-Asgholani di dalam kitabnya fathul-baari bi syarah Shahih Bukhari, mensyarahkan makna hadits ini bahwa inilah kemuliaan pada muslimim muslimat walaupun pendosa, Allah tidak menyingkirkan mereka, terkecuali tetap merangkul mereka untuk turut berjasa menegakkan agama ini, walaupun mereka seorang yang banyak berdosa, bahkan ini bukan banyak berdosa, tapi faajir, orang yang selalu berbuat dosa,
Al-Imam ibnu Hajar al-Asgholani menukil riwayat didalam shahih bukhori; ketika saat seseorang berjihad dan Rasul berkata: huwa min ahlinnaar” orang itu ahli neraka, maka para shahabat memungkirinya, ya Rasulullah orang ini berjihad, Rasul berkata: innahu min ahlinnaar” ia wafat akan sampai ke dalam api neraka, dan ternyata benar, ketika ia melewati satu peperangan dan ia mendapatkan luka yang cukup parah, seraya membunuh dirinya sendiri, ia wafat dalam keadaan bunuh diri, sabda Rasulullah SAW, seraya bersabda: innallaha layuayyidu hadzaddiin birrojulil-faajir” Allah itu juga menegakkan agama ini dengan tumpukkan orang-orang yang faajir, dalam peperangan itu orang tadi berjasa, ia cukup hebat dalam membela Islam, walaupun ia wafat sebagai orang yang bunuh diri.
Al-Imam ibnu Hajar al-Asgholani memberi kejelasan dalam hadits ini, bagi kita untuk tidak meremehkan orang yang faajir, apalagi kalau seandainya sebagaimana al-Imam ibnu Hajar menukil; ketika kita melihat penguasa yang zholim, penguasa yang zholim kalau seandainya sampai kederajat yang faajir, tetap Allah SWT masih mengambilnya sebagai penegak agama,
demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, Allah memuliakan seorang muslim, ketika seorang pemimpin Islam maka tiadalah selayaknya rakyatnya untuk menghancurkannya, walaupun ia seorang yang zholim, akan tetapi kebangkitan Islam dan kemajuan Islam, bukan ditangan pemimpin yang zholim atau tidak zholim, tetapi pada rakyat yang bergerak didalam kemuliaan ataupun didalam kehancuran. Demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, seorang pemimpin yang sholeh tidak akan mampu berbuat apa-apa ketika rakyatnya faajir dan sebaliknya jika rakyatnya mu’minin mu’minat sholihin sholihat, pemimpin yang faajir tidak akan bisa bebuat apa-apa berhadapan dengan kekuatan Robbul’alamin.
Demikian hadirin hadirot karena kekuatan Allah ma’al-jama’ah, yadullah ma’al-jama’ah wa innal-fatt gholab wa adzab” kekuatan muslimin bersama kekuatan Allah pada persatuan muslimin bukan pada perpecahan, dan perpecahan adalah gholab dan adzab, demikian sabda Nabiyyuna Muhammad SAW wa barak’alaih, Demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Hadits ini membuka bagi kita pemahaman bahwa para pendosa yang banyak berbuat salahpun Allah SWT masih menggunakan jasanya untuk menegakkan Islam, disinilah kemuliaan muslimin muslimat, umat Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih wa’ala alih.
Seindah-indah makhluknya Allah adalah Nabi kita Muhammad, yang dengan mengikuti tuntunan beliau sampailah kita pada kesejateraan dunia dan akhirat, diriwayatkan didalam Shohih Bukhori Rasul SAW bersabda: “tidak dihalalkan bagi seorang muslim untuk bermusuhan dengan saudaranya melebihi tiga malam” sehingga “wayu’ridhu hadza wa yu’ridhu hadza”, sehingga yang ini berpaling dari saudaranya, saudara berpaling darinya, “inna min khoirihim man yabda,u bissalam” dan yang paling baik diantara keduanya yang saling berselisih adalah yang paling pertama mengucapkan salam kepada yang berselisih padanya” ketika dua orang berselisih dan bermusuhan, Rasul berkata; tidak halal baginya melebihi tiga malam, lewat dari tiga malam ia telah sampai kepada hal yang haram dari permusuhannya, dan permusuhannya bukan lagi kepada saudaranya, tetapi ia telah sampai kepada hal yang dimurkai Allah, dan yang terbaik diantara mereka adalah yang pertama kali mengucapkan salam, bukan yang salah atau yang tidak salah, tapi yang paling baik diantaranya adalah yang pertama kali memulai untuk keinginan kembali berdamai, demikian hadirin hadirot, warisi pada dirimu, warisi pada hari-hari kita, wasiat-wasiat Nabi kita Muhammad SAW shollallah wasallama wa barak ‘alaih.
jadikan jiwa kita terbuka bagi saudara-saudara kita yang kita cintai dan yang kita tidak menyukainya, ia telah berbuat salah padaku menyinggung perasaanku, tidak berat bagimu untuk memaafkannya, ingatlah semakin seeseorang banyak memaafkan saudaranya, melupakan kesalahan saudaranya, semakin cepat Allah melupakan kesalahannya, ketika seseorang berat melupakan kesalahan saudaranya, hati-hati barangkali Allah berat pula melupakan kesalahannya.

Munajat si pedosa

Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami mudah terjerumus dalam kesalahan. Itu karena kami percaya pada diri kami, pada amal kami, dan pada hati kami. Seharusnya kami sadar bahwa kami wajib bersandar. Ya, bersandar kepada Engkau, Ya Allah!


Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami selalu mengulang kemaksiatan. Itu kerana kami selalu berbangga dengan setiap ketaatan yang kami lakukan. Seharusnya kami sadar bahwa bukan kami sendiri yang membuat diri kami taat, melainkan Engkau (yang mengkehendaki), Ya Allah!


Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami selalu melayang karena pujian, selalu terinjak oleh hinaan. Itu karena kami sebentar-sebentar melupakan-Mu. Seharusnya, kami sadar bahwa Engkau-lah Tujuan utama kami, bukan makhluk yang mudah menghina dan memuji.


Ya Allah, lesatkanlah ruh-Mu untuk menggusur nafsu di hati kami! Ya Allah, tuntun kami ke samudera ketulusan yang tanpa batas, ke angkasa kerinduan tanpa akhir; demi~Mu, untuk~Mu!


Ya Allah, daku bersyukur kepada~Mu, atas masih hidupnya kalbuku.


***

Ibnu 'Athaillah as-Sakandari
Sumber

Doa Cinta-Debu (video)

Debu-Tobatlah Berkali-kali

Selawat Pelindung Diri



توسلنا ببسم الله
وبالهادى رسول الله
وكل عارف بالله
واهل الله يا الله


يا الله شموش الهدى
شيوخ الورى
نجوم الندى
بهم نسلم من كل أذى
بقدر الله يا الله

Kami bertawasul dengan Bismillah
dan (bertawasul) dengan al-Hadi (pemberi petunjuk jalan) iaitu Rasulullah
dan (bertawasul) dengan setiap orang yang arif dengan Allah (mengenali Allah sebenar2 kenal)
dan (bertawasul) dengan ahli Allah (orang yang hampir dengan Allah)
Ya Allah

Ya Allah!
(Kami bertawasul dengan) matahari2 petunjuk
dengan ketua-ketua segala makhluk
dengan bintang2 titisan embun
melalui mereka, kami selamat dari segala kejahatan
dengan takdir Allah
Ya Allah
.

MABUK DALAM CINTA TERHADAP ALLAH

   Sumber: Klik Sini     
                
                         Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

                        Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah." Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah s.w.t., maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.  Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

                        Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah s.w.t., "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit. Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s." Kemudian Allah s.w.t. menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah s.w.t., tetapi dia mencintai dunia.                                      
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia.            
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya. 

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat. 
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab. 
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq. 
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat. 
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."