Munajat si pedosa

Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami mudah terjerumus dalam kesalahan. Itu karena kami percaya pada diri kami, pada amal kami, dan pada hati kami. Seharusnya kami sadar bahwa kami wajib bersandar. Ya, bersandar kepada Engkau, Ya Allah!


Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami selalu mengulang kemaksiatan. Itu kerana kami selalu berbangga dengan setiap ketaatan yang kami lakukan. Seharusnya kami sadar bahwa bukan kami sendiri yang membuat diri kami taat, melainkan Engkau (yang mengkehendaki), Ya Allah!


Ya Allah, kini kami sadar mengapa kami selalu melayang karena pujian, selalu terinjak oleh hinaan. Itu karena kami sebentar-sebentar melupakan-Mu. Seharusnya, kami sadar bahwa Engkau-lah Tujuan utama kami, bukan makhluk yang mudah menghina dan memuji.


Ya Allah, lesatkanlah ruh-Mu untuk menggusur nafsu di hati kami! Ya Allah, tuntun kami ke samudera ketulusan yang tanpa batas, ke angkasa kerinduan tanpa akhir; demi~Mu, untuk~Mu!


Ya Allah, daku bersyukur kepada~Mu, atas masih hidupnya kalbuku.


***

Ibnu 'Athaillah as-Sakandari
Sumber

Doa Cinta-Debu (video)

Debu-Tobatlah Berkali-kali

Selawat Pelindung Diri



توسلنا ببسم الله
وبالهادى رسول الله
وكل عارف بالله
واهل الله يا الله


يا الله شموش الهدى
شيوخ الورى
نجوم الندى
بهم نسلم من كل أذى
بقدر الله يا الله

Kami bertawasul dengan Bismillah
dan (bertawasul) dengan al-Hadi (pemberi petunjuk jalan) iaitu Rasulullah
dan (bertawasul) dengan setiap orang yang arif dengan Allah (mengenali Allah sebenar2 kenal)
dan (bertawasul) dengan ahli Allah (orang yang hampir dengan Allah)
Ya Allah

Ya Allah!
(Kami bertawasul dengan) matahari2 petunjuk
dengan ketua-ketua segala makhluk
dengan bintang2 titisan embun
melalui mereka, kami selamat dari segala kejahatan
dengan takdir Allah
Ya Allah
.

MABUK DALAM CINTA TERHADAP ALLAH

   Sumber: Klik Sini     
                
                         Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

                        Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah." Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah s.w.t., maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.  Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

                        Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah s.w.t., "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit. Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s." Kemudian Allah s.w.t. menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah s.w.t., tetapi dia mencintai dunia.                                      
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia.            
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya. 

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat. 
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab. 
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq. 
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat. 
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."