Nasihat Ibrahim bin Adham

Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham: “Wahai Imam, aku ingin bertaubat dan meninggalkan dosa tetapi aku selalu mengulangi dosaku, tunjukkanlah kepadaku jalan yang mencegah aku bermaksiat lagi kepada Allah.”

Ibrahim bin Adham berkata: “Jika engkau ingin bermaksiat janganlah engkau melakukannya di atas bumi milik Allah ini. Lelaki itu bertanya: Lalu di manakah aku boleh melakukannya? Ibrahim bin Adham menjawab: Keluarlah dari bumi-Nya. Dan jika engkau masih ingin melakukan maksiat, jangan makan rezeki kurniaan-Nya. Lelaki itu bertanya: Bagaimana aku boleh hidup tanpa rezeki daripada-Nya? Ibrahim berkata: “Tidakkah engkau rasa malu hidup di atas bumi-Nya dan makan daripada rezeki-Nya kemudian melakukan maksiat kepada-Nya?”


Sumber

Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata:


Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata:

1. Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu'.

2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.

3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.

4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara' (memelihara diri dan hati-hati dari dosa)

5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.

6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.

7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan.

8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, berarti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu berarti hatinya mati.

Dipetik dari hasil terjemahan : Yahya Hj. Othman
 

Bagaimana Rasulullah Mengubati Penyakit Masyarakat.



Sudah menjadi fitrah manusia itu ia ingin hidup aman damai. Begitu juga fitrah manusia itu, dia tidak mahu berlakunya krisis, kemungkaran, pemerkosaan dan segala penyakit masyarakat.

Andaikata kalau dia seorang pemimpin, dia mahu orang yang dipimpin itu meletakkan ketaatan kepadanya. Begitu juga kalau dia seorang yang dipimpin, dia mahu pemimpinnya meletakkan keadilan kepadanya. Andaikata kalau dia seorang ayah, dia mahu anak-anaknya memberikan ketaatan dan kepatuhan kepadanya. Begitu juga kalau dia seorang anak, dia mahu ibu dan ayahnya meletakkan kasih sayang kepadanya. Begitu jugalah suami kepada isterinya, dan isteri kepada suami. Andaikata seorang pemimpin, ibu, ayah, guru, suami, isteri dapat meletakkan diri pada tempat masing-masing. Begitu juga seorang rakyat, anak murid, dapat meletakkan diri pada tempat masing-masing, maka tidak akan terjadi pergaduhan, pertengkaran diatas muka bumi ini.

Tapi kalau kita lihat, apa yang terjadi adalah sebaliknya. Firman Allah yang ertinya:
"Telah berlaku kerusakan di daratan dan di lautan akibat dari tangan-tangan manusia" [Surah Ar-Rum, ayat 41]

Hal ini terjadi bila pemimpin tidak dapat memberi keadilan, terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Begitu juga orang yang dipimpinnya tidak dapat memberikan ketaatan kepadanya. Ibu ayah juga tidak dapat memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya, begitu juga anak-anak tidak dapat memberikan ketaatan terhadap ibu dan ayahnya. Begitu juga guru terhadap murid dan murid terhadap gurunya, suami terhadap isterinya dan isteri kepada suaminya.

Sebab itu dapat kita lihat berbagai-bagai masalah timbul dari sekecil-kecil masalah hinggalah ke sebesar-besar masalah. Dari rumah tangga, hinggalah ke negara-negara yang hebat pemimpinnya. Telah berbagai cara dan jalan dicari untuk menyelesaikan masalah. Ada yang mengatakan :
1. Kekayaan dapat menyelesaikan masalah ini. Maka mereka pun berusaha bersungguh-sungguh mendapatkannya, tetapi tidak juga dapat menyelesaikan masalah ini.
2. Ada pula yang mengatakan kepandaian dan ilmu pengetahuan akan dapat menyelesaikan masalah ini. Maka merekapun berusaha bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, tetapi juga tidak berhasil untuk menyelesaikan masalah ini, bahkan bertambah rumit lagi.
3. Ada juga yang mengatakan pangkat dan darjat dapat menyelesaikan masalah ini, tetapi ini juga tidak berhasil menyelesaikan masalah yang melanda masyarakat, bahkan bertambah parah dan rumit lagi.

Jadi jalan yang paling mudah untuk kita selesaikan masalah ini haruslah kita kembalikan kepada Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.

Al-Qur`an dan Sunnah dapat memberikan jawaban yang tepat, dari manakah akar dari masalah-masalah tersebut.

Firman Allah subhanahu wa ta`ala yang artinya :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu, selagi ia tidak mengubah yang ada di dalam hatinya." [Surah Ar-Rad, ayat 11]

Hadits Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam yang artinya :
"Di dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika baik daging itu maka baiklah jasadnya. Jika rosak daging itu, maka rosaklah jasadnya. Ketahuilah itu adalah hati."

Dapat kita lihat dari Al Qur'an dan Hadith tadi setiap penyakit yang timbul pada diri manusia itu, adalah berawal dari hati. Hati yang sakit (jahat) akan mendorong mata, kaki, tangan berbuat jahat. Maka lahirlah masyarakat yang jahat, seperti merampok, membunuh, memfitnah, mengumpat dan sebagainya.