Kadarmu

| Berkata Rasulullah saw kepada sebahagian
Sahabat Baginda:
"Beramallah untuk duniamu menurut
kadar hidupmu padanya, dan beramallah
untuk akhiratmu menurut kadar kekalmu
di dalamnya, dan beramallah kepada
Allah menurut kadar hajatmu terhadapNya,
dan beramallah berhadapan dengan neraka
menurut kadar tahanmu menanggung
azabnya."
[ Risalah Al Ghazali ]

Copypaste kerabat sufi

Jika

Jika Imam Syafi’i merasa mendapat bencana saat melihat betis gadis yang tak sengaja tersingkap. Aku malah merasa mendapat nikmat meski tak diungkap.
Jika Umar menginfakkan kebun yang membuatnya ketinggalan shalat ashar. Aku malah biasa saja berulang kali tertinggal meski azan terdengar.
Jika Urwah bin Zubair tak terganggu salatnya saat pisau bedah mengamputasi kaki. Aku bahkan terganggu hanya karena nyamuk yang menggigit ibu jari.
Jika Nabi Ibrahim as. sangat menyesal karena pernah berbohong meski seumur hidup hanya tiga kali. Aku malah santai saja meski jumlah dustaku sudah tak terhitung lagi.
Jika ‘Aisyah menyesali mengatakan “Shafiyah Si Pendek” yang bisa mengubah warna lautan. Lalu bagaimana dengan gunjingan dari mulutku? Mungkin bisa membuat seluruh samudra menjadi busuk dan pekat kehitaman.
Jika Umar bin Abdul Azis bergetar menahan istrinya berbicara di ruangan yang diterangi pelita minyak yang dibiayai negara. Aku malah keasyikkan menggunakan fasiltas perusahaan seakan milikku saja.
Jika serpihan pagar kayu rumah orang yang dijadikan tusuk gigi bisa membuat “Sang Kyai” tertahan untuk masuk surga. Aku malah woles saja menikmati mangga hasil jarahan kebun tetangga.
Sudah begitu … pede pula meminta surga.
Astaghfirullah!
Memang hari ini dunialah yang nyata dan akhirat hanya cerita. Namun sesudah mati, akhiratlah yang nyata dan dunia tinggal cerita.
Ya, Allah ampuni hamba!

Cp dr fernandes

Short note ust wan junaidi

Hidayatus salikin
-ilmu yg bermanfaat
-kurgkan gemar pd dunia dan gemar pd akhirat

-Cara lawan godaan syaitan iaitu ilmu yg bermanfaat sbg senjata
-tanpa akidah yg betul segala amalan menjadi debu yg sia2..
-semua apa yg berlaku atas muka bumi dan langit adalah perbuatan Allah..

MENUTUPI AIB

Beruntunglah orang yang lebih disibukkan oleh
aibnya sendiri daripada sibuk dengan aib-aib
orang lain. Beruntunglah orang yang tidak
mengenal orang-orang dan orang-orang pun tidak
mengenalnya. Dan beruntunglah orang yang hidup,
tetapi dia seperti orang yang mati; dan dia ada,
tetapi dia seperti orang yang tidak ada. Dia telah
menjadikan tetangganya terbebas dari kebaikan
dan keburukannya. Dia tidak pernah bertanya
tentang orang-orang, dan orang-orang pun tidak
pernah bertanya tentang dirinya.
Maka hendaklah seseorang di antara kalian
menjauhkan diri dari aib orang lain yang
diketahuinya kerana dia mengetahui aib dirinya
sendiri. Dan hendaklah dia menyibukkan diri
dengan bersyukur kerana kesihatan yang diberikan
Allah kepadanya, sementara orang lain
mendapatkan cubaan dengannya (ditimpa
penyakit).
Maka bagaimana seorang pencela, iaitu yang
mencela saudaranya dan mencemuh dengan
musibah yang menimpa saudaranya itu? Apakah
dia tidak ingat bahwasanya Allah telah menutupi
dosa-dosanya, padahal dosanya itu lebih besar
daripada dosa saudaranya yang dicela itu?
Janganlah engkau tergesa-gesa mencela seseorang
kerana dosanya. Sebab, barangkali dosanya telah
diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman
akan dirimu kerana suatu dosa kecil. Sebab,
barangkali engkau akan diazab kerana dosa
kecilmu itu.
Source.fb kerabat sufi

DUNIA DAN PENCINTANYA

Alkisah. Ada seorang anak laki-laki berkata kepada bapaknya: "Ayah, saya ingin menikahi seorang gadis yang pernah saya lihat, dan saya suka kecantikan dan pesona matanya".
Bapaknya dengan suka cita dan bahagia bertanya : "Tinggal dimana gadis itu wahai anakku? Biar nanti bapak yang melamarnya untukmu".
Pergilah keduanya menemui gadis tersebut. Ketika si bapak melihat gadis itu, ia pun tertarik, dan berkata kepada anaknya:
"Dengarlah anakku . . gadis ini bukan sepadanmu, kamu tidak cocok dengannya. Gadis ini sesuai dengan lelaki yang memiliki pengalaman hidup seperti aku"
Terkejutlah si anak mendengar kata-kata bapaknya, dan berkata: "Tidak! Saya yang nak menikahinya, bukan bapak!"
Keduanya pun ribut, dan memutuskan pergi ke pejabat polis untuk menyelesaikan masalah
Keduanya menceritakan permasalahannya kepada seorang petugas polis. Lalu, polis itu berkata: "Hadirkan gadis itu kesini, agar aku dapat bertanya kepadanya siapa yang akan ia inginkan: si anak atau bapaknya".
Ketika petugas polis melihat gadis itu, dia pun tertarik dengan sikap ramah dan pesonanya.
Lalu polis itu berkata: "Gadis ini tidak cocok untuk kalian berdua, dia cocok untuk orang terkemuka di negeri ini, yaitu aku!
Ketiganya pun ribut. Lalu mereka pergi menghadap menteri.
Dan ketika menteri melihat gadis itu, ia berkata: "Gadis ini tidak ada yang sesuai untuk menikahinya, kecuali seorang menteri seperti aku!
Kekecohan terjadi lagi. Akhirnya sampailah mereka menghadap presiden
Presiden berkata: "Aku akan memutuskan masalah kalian . . Hadirkan gadis itu ke sini!
Ketika presiden melihat gadis itu, ia berkata: "Tidak ada yang sepadan untuk menikahinya, kecuali seorang presiden seperti aku!"
Terjadilah perdebatan antara mereka...
Lalu gadis itu berkata;
"Aku ada satu penyelesaian!! Kita adakan perlumbaan. Aku akan berlari, dan kalian semua berlari di belakangku, siapa yang dapat mengikatku pertama kali, Aku menjadi miliknya maka dialah yang menikahiku".
Dan benarlah, ketika gadis itu berlari, kelima laki-laki: anak, bapak, polis, menteri dan presiden, berlari mengejar gadis tersebut dari belakang.
Namun tiba-tiba kelimanya jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam.
Kemudian, sambil melihat mereka dari atas, gadis itu berkata:
"Apakah kalian tahu siapa aku? Aku adalah dunia!!
Aku adalah sesuatu yg dikejar dan diperebutkan oleh semua orang, mereka berlumba untuk mendapatkan aku, hingga mereka lalai terhadap agama mereka.
Mereka bersenang-senang untuk mengejarku, sampai akhirnya masuk ke liang kubur, namun mereka tidak memenangkan atas diriku".
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami. Amiin
[ Ust Iqbal ]
Cp.dr kerabat sufi